Posts

365 YANG LALU

Image
  Ditengah keramaian kota, sempat terbesit dikepala bayangan-bayangan tentang memoriku beberapa saat lalu. Tak terbantah dulu memang aku mudah sekali tersenyum, tertawa, menangis bahkan suasana hati ini sangat mudah terombang-ambing. Membayangkannya saja terasa indah hingga membuatku tertawa. Lantas, apa yang sudah terjadi pada diriku sekarang? Dimana ‘dia?’ kemana perginya. Bertanya-tanya setiap saat, menghabiskan waktuku. Sampai pada suatu malam aku termenung diatas kursi kereta api sambil berkaca disisi sebelah ujung kananku. Apa yang sudah terjadi? Mata sudah berkaca-kaca, hingga pada akhirnya bayangan diriku tersenyum lebar. Dia berkata; Allah sudah mengabulkannya satu-persatu, sekarang tersenyumlah. Sekilas saja lihat kebelakangmu, sedalam apa lubang yang membuatmu jatuh(?) kamu tetap bisa melaluinya. Aku melihatnya tepat 365 hari yang lalu, seberapa berat perjuangan gadis berusia tujuh belas tahun yang menata jalan hidupnya. Meski berkali-kali realita hidup mempermainkannya.

Surat Kecil untuk Kita

Image
  Kalau ditanya "kenceng banget sih ngusap dada nya? sakit banget ya?" meski sudah tau jawabannya, namun yang pertama terlihat bukanlah sebuah pengakuan, tapi sebuah senyuman. Terkadang memang seindah itu sebuah drama topeng kehidupan. Mungkin semua orang akan bertanya "kamu kenapa?" tapi tak semuanya berarti ingin memahami kita. Sebagian besar dari mereka adalah orang yang hanya penasaran dengan cerita kita. Tapi 'Dia' akan sangat memahami perasaan kita apabila merasakan hal yang sama. 'Dia' Layaknya sebuah "Bagaskara" dalam kehidupan. This for you 'Jihan Yumna Dzakiyah' Sebuah kisah yang akan menjadi pengingat di kemudian hari.  Seperti bumi yang selalu membutuhkan Sinar Sang Mentari. Begitu pula kita. Mungkin kita baru dipertemukan kemarin, entah mengapa waktu berjalan begitu cepat. Hari demi hari kita lewati bersama. Ji... thanks for everything, meski kita bukanlah saudara kandung, kamu sudah lebih dari sebuah rumah. You're

Beranjak Usai

Image
Semakin kesini isi kepala semakin ramai. Terus beradu hingga terasa berat, hingga hari ini aku memutuskan untuk menceritakannya diatas kertas. Tulisan ini tertujukan kepada orang yang sama. Ya, kamu... sosok dibalik semua kisah yang hampir usai ini. tertulis.... Dear kamu Sampai hari ini aku tidak pernah menemukan kebencian untukmu. Meski berulang kali hatiku bersahutan, membicarakan semua tentangmu. Benarkah jalan yang kuambil? Apakah aku benar-benar mencintai mu? Apakah ada kesempatan untuk kita bersama? Apakah kamu sebenarnya sudah menemukan seseorang yang tepat? Untuk apakah selama ini? Penantian apa yang aku lakukan? Ujung yang manakah yang aku harapkan? Perlahan-lahan takdir Allah mulai menjelaskan segalanya. Sedikit demi sedikit kebenaran berbicara, seakan semesta menentukan arah jalan kita. Ya, dengan berat hati dan lisanku berkata "memang kita tidak bisa bersama sekarang, besok lusa dan seterusnya kita tak mengetahuinya" Bukan hanya diriku, ternyata semesta juga ikut

HE'S LIKE A SUPERHERO

Image
Mungkin orang bilang jadi seperti diriku menyenangkan. Hidup sendiri tanpa dikekang orang tua... tapi jika boleh ditukar, aku selalu ingin hidup bersama dengan keluarga yang harmonis. Di tengah riuh dan dinginnya malam aku selalu terbayang dengan bagaimana diriku di tahun-tahun yang akan datang, 5 sampai 7 tahun lagi aku tak tahu akan jadi seperti apa. Setelah lamunanku usai, seorang panggilan dokter menyadarkanku. Memberikanku sebuah resep obat ayahku yang harus ditebus. Secepatnya aku memasuki ruang ICU yang begitu dingin. Selama 24 jam tak bisa bertemu sosok beliau aku mulai tersenyum bisa melihatnya lagi. Lantas apa ini? Tiba-tiba air mataku jatuh lagi. Ya, melihat beliau terkapar lemah, tak berdaya, dan badan sedikit kurus aku mulai memanggilnya "Assalamualaikum ayah, bagaimana kabarmu?" Aku mulai mencium punggung tangan yang lekat dengan saluran infus. Setelahnya aku membantu beliau untuk menghabiskan makanan beserta semua obatnya. Aku tak tahu mengapa ini rasanya begi

Satu-satu

Image
Bertambahnya satu usia, bukan jaminan seseorang akan ingin menjadi dewasa. Terkadang sempat terlintas untuk kembali jadi sosok buah hati ibu, yang dikasihi dan disayangi semua orang. Lantas, apa yang bisa kamu tafsirkan di balik kata 'dewasa'? Bisa sendiri? Jauh dari rumah? Atau, foya-foya sendiri? kurasa bukan itu jawabannya.  Lalu akan seperti apa dewasa itu? Pertanyaan yang sering terkuak dari isi kepalaku. Ternyata dibalik dari kata dewasa menyimpan banyak hal pahit dan manis. Tak ada bedanya? ya. Bahkan aku menyebutnya dewasa itu sulit. Dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup dan beriringan dengan masalah yang terus silih berganti. Masalah kita bukan lagi kisah cinta. Bahkan menjadi dewasa tak mengijinkanku untuk merasakan 'Indahnya Cinta' Pintu pendaftaran PTN adalah sebuah ruang yang cukup menegangkan bagiku. Dilema yang tak pernah berhenti membuatku merasa lelah. Tak ada tempat untuk berkeluh kesah. Hanya pertanyaan dan pertanyaan yang aku lontarkan kepada Tuha

SANG AKSAJA

Image
Tentang Sebuah Intan Laksana Sang Aksaja yang pernah kujumpai, teramat indah layaknya sebuah intan permata. Bahkan sejauh mata memandang langit kilaumu tetap terlihat. Bagai aksara yang tak pernah bisa kutebak pengartiannya. Mungkin aku tak bisa membaca, ataukah... aksara itu yang terlalu rumit untukku. Mungkin selepas ini sang Aksaja akan segera pergi. Setelah masa itu, dimana kelulusan sudah akan tiba. Gelisah, dilema, dan gundah tak terlepas membayangiku setiap harinya. Takut kita takkan pernah bertemu lagi, gelisah saat senyum itu sudah tak akan kulihat kembali. Mungkin aku tidak terlambat, atau bahkan datang sebelumnya. Hanya saja bukan ini, bukan saat ini, dan bukan kamu tulisan pena sang pencipta semesta. Memaksa?? tentu tak akan bisa.... sekuat apapun sebuah ketulusan, dan sebesar apapun dari sebuah pengorbanan akan sama saja seperti menguras air laut... ya itu benar, akan sia-sia. Ditulis pada, 17 Desember 2022 - Ananda Dwi Erlinda 

Fatamorgana

Dipojok ruang istirahatku kini aku mulai termenung dengan sebuah andaiku yang fana. Dari beberapa kisah, aku belajar bahwa bertemu kamu adalah ketidaksengajaan yang indah. Denganmu aku bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar. Mungkin benar adanya untuk bisa mendapatkan yang terbaik terkadang dibutuhkan sebuah usaha yang luar biasa. Berbeda dari yang lain, banyak misteri yang tak bisa kutebak pada sosok dirimu, yang selalu abu-abu dan tak bisa ku mengerti bahkan kupahami. Sampai hari ini, misteri itu terpecahkan. Ternyata benar adanya, akhir yang bahagia dalam setiap novel-novel romansa pada dasarnya memang hanya sebuah pelengkap isi buku. Yang ngga semua cerita bisa memilikinya, sama halnya dengan kisah kita yang kukira akan memiliki sebuah pelengkap manis.  Ya perkiraan itu, lantas aku membenarkan segala kebutuhan-kebetulan yang tak masuk akal. cerita-cerita bohong yang mulai kupercayai, kenyataan-kenyataan yang fana kutelan mentah-mentah tanpa tau yang sebenarnya. Bahwa kita tak le